Menuju Satu Dekade Rimbun Espresso & Brew Bar

Entah apa yang ada di benak dua laki-laki berusia jelang 30 tahun, Allan Arthur dan Novendra kala itu. Bisa-bisanya kepikiran buka kedai kopi (dengan mesin espresso) di Padang yang secara kultur sudah terlalu kuat kebiasaan “ngopi sakarek” di lapau-lapau. Sepuluh tahun yang lalu tentu kedai kopi “gelombang ketiga” belum menjadi tren seperti hari ini.

“Ini kok kopinya pahit ya?”

“Serius, ini kopinya cuma segini?”

Dua pertanyaan ini paling sering muncul sepuluh tahun lalu, saat itu kedai kopi ini masih bernama Rumah Kopi Nunos, berjarak tiga ruko dari posisi sekarang, di Jalan Ki S Mangunsarkoro, jalan sepanjang 500 meter yang dulu cukup sering terlewatkan begitu saja bagi penduduk kota Padang.

Ketika kami coba gali ingatan kedua pemilik mengenai alasan mereka membuka kedai kopi ini, kami harus gigit jari untuk mendapatkan jawaban ala-ala motivator. Yang satu karna suka Cafe Latteya suka aja!. Sementara yang satu karna “job” moto baralek sudah sepi. Karambia. Agaknya memang tak ada apa-apa di benak mereka saat berusia 30 tahun. Kalau sekarang pasti sudah banyak, ya minimal cicilan lah.

Zulkifli a.k.a Da Boy kepada Allan Arthur “Buruak se manuang si bro tu ha…”

Oh ya, yang lebih buruk dari keputusan dua lelaki 30 tahun-an untuk membuka kedai kopi 10 tahun silam itu adalah terjebaknya seorang lelaki polos tak berdosa. Hingga hari ini, lelaki tersebut masih bergelimang dalam jebakan yang sama. Agaknya memang benar kata orang-orang bijak, seorang teman tidak akan pernah membiarkan temannya melakukan hal bodoh sendirian. Berkubanglah mereka bertiga dalam kebodohan.

Novendra “Pitih kalua lo liak ya Allah…”

Tahun 2021 Rimbun Espresso & Brew Bar akan memasuki ke usia satu dekade. Tantangan masih banyak di depan. Terutama dikala pandemi seperti saat ini. Dengan pertumbuhan industri F&B terutama kedai kopi yang semakin menjadi-jadi, semoga kami bisa mendokumentasikannya dalam kacamata kebodohan kami melalui halaman website ini.

(VRD/KCK)

No Comments

Post A Comment