Synchronize Radio & Synchronize Festival Gelar Diskusi “Festival Musik Buat Apa Sih?”

Di bulan ketiga tahun 2024 ini, izinkan kami untuk mencoba menyusun kaleidoskop tahun 2023. Kami sadar bahwa apa yang sedang kami lakukan menyalahi khittah kaleidoskop itu sendiri, di mana idealnya tulisan ini terbit diujung tahun 2023. Pun lebih tepatnya momen-momen penting ini dibagikan persis setelah acara berlangsung. Namun apalah daya, kami hanya bisa berencana, lika-liku kehidupan yang menentukan segalanya.

Kurang lebih satu tahun lalu, diawal tahun 2023, Rimbun Coffee yang juga menjadi rumah bagi (at) demajors Padang (salah satu titik distribusi label musik demajors) didapuk sebagai penyelenggara kegiatan Synchronize Radio & Synchronize Festival Tour di Kota Padang. Kegiatan ini ditujukan bagi para pegiat dan pelaku musik di 5 kota di pulau Sumatera.

Tepatnya pada hari Kamis, 19 Januari 2023, Synchronize Radio & Synchronize Festival Tour dihelat dalam format diskusi panel yang diwakili oleh masing-masing unsur dalam ekosistem industri musik. Mulai dari Fahrur Rozi atau biasa dipanggil Ojik sebagai perwakilan Padang, Kiki Aulia Ucup dari Pestapora dan Boss Creator, Arian13 vokalis Seringai, hingga Rudolf Dethu sebagai manajer The Hydrant.

Tujuan utama acara ini adalah menangkap problema dan keunikan masing-masing kota dalam konteks industri musik. Melalui program ini, maka diharapkan hadir ruang diskusi untuk bertukar pikiran, transfer ilmu, dan berbagi pengalaman antara pembicara, pegiat musik dan pegita kreatif lokal setempat. Tentu harapan ini seperti doa yang dirapalkan, mudah-mudahan terjadi demikian.

Pada kenyataannya malam itu diskusi berlangsung cukup alot, alih-alih jadi diskusi yang membangun dan merekam insight dari pelaku industri musik nasional yang hadir, malam itu peserta yang hadir justru sibuk berdebat satu sama lain, saling menimpali persoalan-persoalan yang dihadapi. Namun, ini justru semakin menegaskan bahwa setiap kota punya problematikanya tersendiri. Dinamika yang seperti itulah yang pada akhirnya jadi lecutan bersama bagi pelaku industri musik Kota Padang khususnya, Sumatera Barat umumnya. Karena peserta yang hadir malam itu memang lebih dari 100 orang, melebihi kapasitas lantai 2 Rimbun. Maka area teras di lantai satu (yang memang telah dipersiapkan) tampak seperti kegiatan “nonton bareng”. Peserta pun tak hanya dari Kota Padang saja, beberapa hadir dari Kota Solok, Payakumbuh, hingga Bukittinggi. Untuk antusiasme dan semangat, kami ucapkan terima kasih setingggi-tingginya kepada semua teman-teman yang datang. 

Seperti yang sudah-sudah, kami tak ingin kehilangan kesempatan. Tepat pada kamis malam itu kami gunakan juga sebagai momentum memperkenalkan menu “Single Roasted Chicken”, versi lebih manusiawi dari menu “Roasted Chicken” yang setengah ekor ayam tersebut. Sesuai dengan namanya, “Single Roasted Chicken” adalah pilihan tepat untuk merayakan kesendirian. 

Akhirul kalam, diskusi malam itu mungkin menjadi tak terlupakan bagi banyak peserta yang hadir. Jika merujuk pada komentar Kiki Aulia Ucup  “Mana nih band Padang? Masak itu lagi itu lagi?”, di tahun 2023 kita bisa menjawab dengan berbangga diri, ada kurang lebih 23 album penuh dan mini album dirilis oleh band asal Kota Padang dan Sumatera Barat. “Ada, Cup! Banyak tuh!

(VRD/SRC)

No Comments

Post A Comment